.:" I love you, not only for what you are, But for what I am when I am with you ":.

Kamis, 27 Januari 2011

IN D’NAME OF LOVE

Diangkatnya aku ke atas kuda putih yg berdiri gagah dengan pelana berlapis emas melingkar di punggungnya. Cakep banged kuda putih yg tinggi besar ini, mungkin pangeran yg memelukq dr belakang saat ini juga setampan kudanya (semoga wajahnya gak seperti kuda :)

Belum sempet aku lihat wajah sang pangeran, dia keburu menghela kudanya agar berlari lebih kencang.Berdua kami menunggangi kuda putih melesat cepat menembus gumpalan awan yg berderet rapi di hadapan kami. Angin yg berhembus lembut, membelai pipiq yg hangat menempel pada pipi pangeranku. Perlahan dia berbisik lembut di tlingaku….

“Sayang…….”

Duh, membuatq melayang tinggi ke awang2, senangnya dipanggil sayang…..

“Sayang….. Sayangku…. uda siang, ayo bangun…. Anak perawan bangunnya siang2, rejekinya keburu abiz dipatok ayam….”

Perlahan kubuka mataku yang kerasa berad banged, seolah gakmau diajak kompromi untuk kembali ke alam nyata…

“Uuuummm… Bundaaaaa… Ganggu aja…. Ini kan hari mingguuuu…”, sahutq dg suara serak2 becek tak bertenaga yang kayaknya ngalahin sexynya suara Dewi Persik deh :D

Yeap… Hari ini hari mggu, harinya bangun siang krn gak perlu brgkat ksekolah. Dan artinya… Pangeran berkuda putihq hanya ada dlm mmpi :(Sementara suara lembut yg membangunkanq dg penuh cinta, dialah Bunda q. Wanita hebad yg begitu aktif dan optimis. Wonder Woman q….Entah jam berapa Ia bangun dr tidurnya,yang pasti setiap kali aku mmbuka mata di pagi hari, sudah terdengar suara kesibukan di dapur. 3 gelas teh manis dan segelas kopi kental sudah terhidang di meja kecil di ruang tengah,komplit dengan jajanan pasar yang berbeda2 setiap harinya. Kotak makanan berisi nasi dan lauk pauk beserta sayur sudah siap untuk aku masukkan ke dalam tas sekolahku untuk bekal makan siang nanti. Dan hari ini, hari minggu… Minggu pagi adl hari berkumpulnya kami sekeluarga.Aq dan chacha, adik perempuanq lbur sekolah, ayahq masuk shift siang di hari mggu.Artinya…. Ada menu spesial di atas meja….. Menu yg akan menemani kami nonton tivi bersama pagi ini.

Benar saja, 3 mangkok kolak pisang menanti kami di atas meja. Kok cuma 3 mangkok? Kan kami ber 4 di rumah ini???Yah, begitulah Bundaku… Dia yang sibuk, dia yg capek, tapi sll dia yg terakhir menikmati hasil kerja kerasnya itu.Karena baginya, keluarga yg utama….
Iauda, tanpa basa basi aku dan Chacha yg br turun dr tempat tidur,bahkan blum cuci muka, langsung menjamah kolak pisang jatah kami yang masih hangat dan nikmat.

“Ckckckck…. Anak cewek dua kok kompak banged, cuci muka dulu nae baru makan….”, ayahq yg sudah bangun lebih dulu hanya bisa geleng2 kepala melihat kelakuan dua anak gadisnya yg kompak bandelnya ini :p

Dan seperti byasa, aku dan chacha hanya menanggapi dg satu snyuman nakal,

“hehe….”, (nyengir mode: ON)

**********************

Sore ini kami sekeluarga menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu keponakan ayah yang usianya gak jauh beda dengan q. Yap, nikah muda di Bali rasanya uda bukan hal aneh lagi, meskipun dunia uda semakin tua dengan modernisasi seperti saat ini.Bahkan parahnya, menikah krn terpaksa, wooopz…. maksudnya menikah krn kecelakaan, Married By Accident-MIB lah istilah kerennya,seperti sudah membudaya di tanah sakral yang dikenal sebagai Pulau Dewata ini.Dan itu juga yang kali ini terjadi pada kakak sepupuq, k’Putu, anak pertama adik perempuan ayahku :p

Setelah mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, aq, chacha, ayah dan bunda mencari posisi duduk yg nyaman di barisan terdepan kursi plastik yg berjejer di halaman rumah nenek yg lagi heboh diperebutkan oleh anak-cucunya sebagai warisan di masa depan. Pdahal nenek masi ada, tapi saudara2 ayahq sudah sibuk memikirkan pmbagian jatah tanah warisan itu untuk mereka. Dan ayahku selalu pergi menyingkir styap kali pmbicaraan itu dimulai.

“Kenapa harus ngeributin itu, nenek masih ada”, kata ayah dengan nada serius dan wajah datar berusaha menyembunyikan kekecewaanya terhdap saudara2nya yg haus warisan itu.

“Udah lah yah, gakusa dipikirkan. Yg pntg kita uda pnya tempat tggal utk anak2 kita.. Gak perlu ikud2an cari msalah gara2 warisan, kasian nenek….”, begitulah Bunda yg dg bijaksana sll dapat menenangkn hati Ayah disaat gundah.

Dan tanpa diperintah, Bunda langsung beranjak mngambil segelas kopi kental yang disediakan oleh panitia untuk para tamu. Untuk siapa lagi Bunda mengambil kopi itu kalau bukan utk ayah… Kalau aku dan chacha sie uda dari tadi megang sebotol minuman soda dan sepaket snack yg terdiri dr beberapa jenis jajanan khas Bali.

Begitulah ayah, ktika memenuhi undangan dari siapa aja, gak pernah mau menikmati makanan yg dihidangkan oleh si empunya acara. Cukup segelaskopi atau teh saja, dan Bunda sudah sangat hapal dengan kebyasaan ayah itu.

“Ayah dan Bundamu romantis banged ya ai’…”, celoteh Komink yg tiba2 datang dg sepiring nasi komplit dengan lawar BaLi, sate lilit, dan jukut ares. Komink adalah sepupuku, anak ketiga dari adik ayah yang lain, adik laki2 ayah yang sekarang sudah sangat mapan dengan jabatany sebagai Kapolres di tanah Jawa sana.

“Byasa aja Mink… Bunda emang selalu gtu kok, ngladenin ayah banged”, jawabq sambil mencomot sate lilit dari piring komink yg membuatnya protes besar padaku.

“Huwaaaaaaaaa…. Kalian ganggu aja, awas aja kalo aku makin kurus,” protesnya saat chacha ikud2an merampas satu tusuk sate lilit lagi dr piring komink.

Haha…. Dan kami bertiga sibuk bergumul dalam canda dan perang sate lilit sore itu….

Yah…. aq baru nyadar, Bunda emang selalu paham kebyasaan ayah dan dengan tulus selalu siap melayani ayah layaknya seorang raja. Demikian pula terhadap kami, anak2nya yg meskipun sering bikin pusing tapi tetap dibanjirinya dengan cinta dan kasih sayang.

**********************

Hari itu bagai disambar petir rasanya ketika aku membaca sms di hp ayah. Sms dr nomor yg tersimpan dg nama “W”. Ntah perasaanq aja, atau mgkin sifat skeptisq yg mudah curiga pada orang laen, tapi perasaanq gak enak dg sms kali ini.

“nanti jemput di Pertigaan menuju Bangli itu ya pak, jangan lupa bawa helm”, dmkian bunyi sms dhp ayahq yg q prediksi dkirim oleh seorang wanita.

Mungkin sms itu trkesan byasa saja, hanya saja, siapa dan kenapa harus minta jemput ayahq??? Dan Bunda gak tau menahu ttg itu.

Sakit banged rasanya, nyesek, bingung mau cerita pada siapa. Mau klarifikasi pada ayah, gak ada keberanian utk itu, apalagi curhat ke Bunda… Aq gak mau Bunda sedih kalo tau ttg sms itu. Jadi, aku simpan sendiri kegalauan itu dalam hati.

Yap, entah uda berapa lama sms aneh dhp ayah kusimpan rapat sebagai rahasia yg gkada org laen bole tau,bahkan ayah sendri gak tau aku pernah membaca sms itu.Dan hari ini, gundah yg hampir terlupakan itu justru menjadi luka yg teramad dalam. Bunda menangis di hadapanq, bercerita ttg sbuah pghianatan yg ternyata dilakukan oleh ayahq sndiri. Bisa kulihat serpihan2 mimpi penuh cinta, yg berceceran di antara luka, Luka yg begitu dalam yang gak bisa kubayangkan btapa perih dan sakitnya.

Benar….Ternyata apa yg aq pikirkn ttg ayah dan sms itu adalah benar. Ternyata ayahq seorang penghianat… Laki2 yg selalu aku banggakan di depan semua orang, yg begitu q hormati ternyata adalah makhluk durjana… Begitu nistanya dia yg menodai kesetiaan dan pengabdian Bundaq. Tidakkah dya ingat, seberapa dalam cinta Bunda padanya? Lupakah dya pada wanita yg tak takut berkorban untuknya selama bertahun2 dalam hidupnya?

Lagnat perempuan yg membutakan mata ayahq dg kemolekan tipu dayanya. Bejat dusta dan penghianatan yg ayahq lakukan pada wanita yg dengan setia mengabdikan seluruh hidup baginya….

Hancur duniaq melihat air mata Bunda yg mengaliri puing2 kpdihan di hatinya,
dan Tuhan…. Ini bukan yang pertama……………

Apalah guna maaf yg diberikan Bunda untuk kesalahan pertama dan kedua ayah dulu, toh akhirnya kini terulang lagi yang ketiga??? Dan sangat mungkin akan trulang yg keempat, kelima dan arrrrrrrggghh…. ntahlah…. Ntah apa arti kepercayaan yg diberi Bunda pada ayah untuk sebuah cita2 “setia sampai mati”……

Dan di sudut ruang hitam penuh dusta itu, Bunda berjuang untuk tidak terus menjadi pesakitan, demi aku dan chacha…. Karena kami membutuhkannya, karena itu Bunda bertahan dengan sisa2 kasih yg coba ia rangkai kembali untuk anak2nya.

Tersayat hatiq saat dengan terpaksa meminta Bunda meninggalkan ayah bersama dustanya dan hidup hanya bertiga dengan kami, anak2nya, dari bibirnya yg tak bosan mengucap doa itu, Bunda hanya berkata, “Gimanapun juga dia Ayah kalian, suami Bunda……”

Bunda, wanita tegar yg penuh kasih, kepercayaan, dan pengabdian pada sosok suami yg begitu dipujanya, Kini terpuruk dalam kejamnya penghianatan, Dan ia tetap bertahan,
In d’Name of Love………….

Tidak ada komentar: