.:" I love you, not only for what you are, But for what I am when I am with you ":.

Senin, 21 Januari 2013

LANGIT PUN MENDO'AKAN KESETIAAN SUAMI-ISTRI INI


Vemale.com - Ratusan tahun yang lalu, pada malam yang sunyi, seorang istri sedang menunggu kepulangan suaminya. Biasanya, sang suami tidak pernah pulang hingga semalam ini. Sang istri juga tidak tahu apa yang membuat sang suami belum sampai di rumah.


Dalam hati yang cemas dan bingung, sang istri menunggu dengan setia. Rasa kantuk dan lelah dia tahan demi menunggu kepulangan sang suami. Rumah yang sangat sepi dan tidak terlalu besar itu menjadi saksi betapa sang istri berjuang sekuat tenaga untuk menahan kantuk yang teramat sangat. Dengan setia.. dia terus menunggu dan menunggu. Teramat lama.. tetapi sang suami belum juga pulang.

Sang istri tidak ingin menunggu di dalam kamar, dia menunggu dengan menyandarkan punggung di pintu depan. Dia sangat mencemaskan suaminya. Doa demi doa dia panjatkan untuk keselamatan sang suami.

Tidak berapa lama, di luar sana, seorang laki-laki berwibawa datang, dialah sang suami yang sejak tadi ditunggu kepulangannya oleh sang istri. Ada beberapa hal yang harus dia selesaikan sehingga kepulangannya sangat terlambat.

Pria itu sangat lelah, ingin segera melepas kepenatan dan kantung di dalam kamarnya. Tetapi saat dia ingin mengetuk pintu kamar, dia teringat akan istrinya. Istrinya pasti sudah tidur, jika dia mengetuk, istrinya akan bangun. Sang suami tidak sampai hati jika harus membangunkan istrinya di malam yang sangat larut. Diurungkan niat itu, dia tidak jadi mengetuk pintu.

Akhirnya sang pria melebarkan sorbannya, dia pakai sorban itu sebagai alas untuk tidur di depan pintu depan rumahnya. Udara yang dingin menusuk tidak dia hiraukan. Lebih baik sang istri tidur dan dia menahan dinginnya malam yang merasuk hingga tulang.

Tanpa diketahui, kedua insan tersebut saling tertidur di pintu yang sama, saling menunggu, saling setia. Sang istri tidak ingin tidur nyenyak sementara tidak tahu kapan suaminya pulang. Sedangkan sang suami, dia tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Keduanya sama-sama merelakan tempat tidur yang nyaman demi sebuah kesetiaan dan cinta. Sang istri rela tidur di lantai demi menyambut kedatangan sang suami. Sedangkan sang suami, rela kedinginan teramat sangat dalam tubuh lelah demi tidak ingin membangunkan istrinya.

Jauh di atas langit yang tidak tergapai manusia
Ratusan malaikat mendoakan suami istri tersebut..

Betapa tulus dan suci rasa cinta keduanya. Saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan menghormati. Keduanya melakukan dengan tulus, tanpa merasa berkorban atau dikorbankan.

Apakah kisah ini nyata?
Kisah ini terjadi pada Nabi Muhammad SAW dan istrinya Sayyidatuna Aisyah RA.
Semoga kita dan suami kita bisa meniru akhlak mulia tersebut :)

Selasa, 15 Januari 2013

JANGAN MENANGIS SAAT HATIMU PATAH ATAU HANCUR

Vemale.com - Sakit hati, perih rasanya. Tidak ada seorang pun yang bisa menghindari kondisi ini. Rasa kecewa, marah, dikhianati dan sebagainya.. bisa membuat hati terasa remuk berkeping-keping. Di saat seperti ini, Anda mungkin menangis. Boleh saja, tetapi berbahagialah setelah itu. 

 *** 

 Di sebuah desa kecil, hidup seorang pemuda yang selalu membanggakan hatinya. Di masa itu, semua orang bisa melihat hati orang lain. Sang pemuda menjaga hatinya dengan sangat baik, tidak ada cacat sedikitpun pada hatinya. Itu membuatnya bangga dan sedikit sombong. 

Pada suatu hari, sang pemuda bertemu dengan seorang kakek penebang pohon. Karena sang kakek hanya memakai celana saat sedang menebang pohon, sang pemuda bisa melihat hati sang kakek. 

Itu adalah hati paling jelek yang pernah dilihat sang pemuda. Hati kakek itu penuh dengan bekas cuilan, tambalan dari hati lain, lebam, tidak ada bagiannya yang mulus. 

Sang pemuda kembali sombong dan bangga. “Hai kakek, coba lihat hatiku, jauh lebih sempurna daripada hatimu,” ujarnya sambil membuka kemeja dan memperlihatkan hatinya yang mulus tanpa cacat. 

Sang kakek langsung tersenyum dan menghentikan kegiatan menebang pohon. “Kau benar, hatimu sangat bagus,” ujar sang kakek tanpa melepas senyumnya. 

“Wahai kakek, seharusnya kamu menjaga hatimu seperti aku. Coba lihat hatimu, apa saja yang telah kamu lakukan?” lanjut sang pemuda. 

Sang kakek tersenyum, “Kamu boleh saja bangga dengan hatimu yang mulus, tetapi aku lebih bangga pada hatiku yang seperti ini,” Si pemuda sombong langsung merasa heran. 

“Anak muda, apa kamu pernah jatuh cinta?” tanya sang kakek. Sang pemuda menggeleng. “Ah ya.. sudah aku duga,” ujar sang kakek. 

“Hatiku patah pertama kali saat aku mencintai seorang gadis dari desa sebelah, saat usiaku tidak jauh dari usiamu. Tapi dia dipaksa menikah dengan pria lain, dan waktu itu hatiku patah menjadi dua, tetapi dia sembuh walaupun meninggalkan bekas. Tapi aku justru bersyukur karenanya,” Sang pemuda hanya diam mendengarkan. “Kemudian aku sadar, bahwa aku pernah merasakan jatuh cinta, walaupun hatiku remuk, daripada tidak pernah jatuh cinta sama sekali.” Ujar sang kakek mengenang cerita hidupnya.

“Sejak saat itu, aku selalu membagi hatiku untuk orang lain, begitu juga orang lain, mereka tulus mencintaiku dan membagi hatinya untuk menambal hatiku yang berlubang. Begitulah hidup. Saling mengambil hati, saling memberi hati, ada saat hati terluka, ada saat hati sembuh dari luka dan meninggalkan bekas berupa syukur. 

Bukankah patah hati akan membuatmu lebih menghargai cinta dan pengorbanan?” Sang pemuda langsung menyadari kekeliruannya. 

Dia terlalu menjaga hatinya sangat mulus sehingga tidak pernah merasakan mencintai, dicintai bahkan terluka. Bukankah hidup selalu diisi dengan hal-hal seperti itu? Saat seseorang terluka, dia akan menyadari indahnya dicintai. Saat seseorang patah hati, dia akan berusaha menemukan kembali kepingan hidupnya yang pernah hilang dan bersyukur saat menemukan kepingan itu. 

 *** 

 Tidak perlu takut akan patah hati, atau hati yang hancur berkeping-keping. Hati adalah organ terkuat, dia pasti bisa kembali berdetak dan membuat hidup Anda bahagia dan dipenuhi rasa syukur :)