.:" I love you, not only for what you are, But for what I am when I am with you ":.

Senin, 29 November 2010

Kasih Abadi di Bumi

Di suatu hari yang begitu indah dan damai, langit cerah berhias gumpalan-gumpalan awan putih. Angin bertiup dengan lembut. Sesosok malaikat turun ke langit dunia. Ia menjelajahi berbagai tempat yang ada, dari luasnya padang sahara hingga gunung-gununug tinggi yang tertancap kokoh di bumi. Disinggahinya sudut-sudut kampung di kota hingga ke pelosok desa.

~~@~~

Saat senja mulai menyapa dengan semburat merah jingganya, sang malaikat membentangkan sayapnya dan berkata, “ Kunjunganku hampir usai dan aku harus segera kembali ke dunia cahaya. Aku harus membawa sesuatu sebagai penanda kedatanganku ini.”

Ia melihat suatu taman bunga yang indah. Berbagai macam bunga tumbuh di situ. “Subhanallah, sungguh wangi dan indah bunga ini.” katanya penuh takjub.

Ia petik beberapa mawar beraneka warna. Dirangkainya sedemikian rupa seraya berkata, “ Tak ada yang lebih indah dan wangi daripada bunga mawar ini. Aku akan membawanya.”

Ia kembali terbang dan tanpa sengaja melihat seorang bayi dalam buaian bundanya. Bayi itu tersenyum riang dengan mata yang berbinar indah menatap bundanya.

Sang malaikat pun berkata,” Subhanallah, senyum bayi itu lebih cantik daripada rangkaian bunga ini. Akan kubawa pula senyuman itu.”

Ketika malaikat itu melihat sang bunda, ia sangat tertegun. Terlihat olehnya suatu pancaran kasih yang begitu tulus. Mengalir begitu lembut dalam setiap geraknya, menyelubungi dia dan bayi mungilnya. Malaikat pun kembali berkata, “Subhanallah, ternyata kasih bundalah yang tercantik di bumi ini. Aku akan membawa kasih bunda ini ke dunia cahaya.”

~~@~~

Sang malaikat pun mengepakkan sayap-sayapnya, terbang dengan membawa ketiga hal tersebut ke dunia cahaya. Ketika melewati gerbang cahaya, ia berhenti. Dilihatnya satu-persatu bawaannya. Rangkaian bunga mawar tlah layu. Senyuman bayi yang cantik telah pudar. Sementara kasih bunda masih ada, kecantikan sempurna dalam ketulusan sejati.

Ia membuang rangkaian bunga yang layu dan senyuman yang tlah pudar. Kembali ia kepakkan sayap-sayapnya melewati garbang cahaya. Dihimpunnya malaikat-malaikat dunia cahaya dan berkata, “ Inilah satu-satunya hal di bumi yang akan selalu indah dan abadi, yaitu kasih bunda….”

~~@~~

Ketika Akhwat Jatuh Cinta


♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Akhwat Jatuh Cinta??

Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia...

Bukankah cinta adalah fitrah manusia???

Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???

Mereka juga punya hati dan rasa...


Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya??? Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada...

Namun sebaliknya...

Ketika Akhwat Jatuh Cinta...

Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap... Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi...

Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sbuah asa yang tak semestinya…

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu… Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai… Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah… Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…

Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…

Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya… Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan....

Alangka kasihannya jika akhwat jatuh cinta… Karena yang ada adalah penderitaan…

Tapi ukhti… Bersabarlah… Jadikan ini ujian dari Rabbmu…

Matikan rasa itu secepatnya…

Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…

Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…

Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...

Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…

Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…

Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…

Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…

Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…

Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...

Maka yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…

Semua Akan Indah Pada Waktunya…

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Hatiku, Hatimu, Hati Kita,,, Hati-Hati !

Dalam pergaulan, seringkali manusia menemukan orang-orang yang kadang kadang kasar dan tak segan-segan mempermalukan orang lain di depan umum, dengan caci maki atau penghinaan, yang anehnya, orang kasar seperti itu bukan hanya di temukan pada orang yang , maaf, kurang pendidikan atau “tak makan bangku sekolahan” , Kata-kata kasar , memaki atau menghina orang lain di depan umum, ternyata juga dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai pendidikan tinggi alias sudah “makan bangku sekolahan atau makan bangku kuliahan”, bahkan kadang-kadang punya gelar akademis yang berjejer, di depan atau di belakang namanya.

Aneh memang, orang yang punya pendidikan tinggi, kok kata-katanya kasar dan tak segan menghina orang lain di depan umum, lalu akhlaknya dikemanakan ? Kalau orang yang tak punya pendidikan, mungkin kita bisa maklum, tapi itulah manusia. Mungkin saja, menghina atau kata-kata kasar sudah bawaan,” dari sananya”, hingga sering kali atau dengan mudahnya kata kasar keluar dari mulutnya, bahkan sering kali juga keluar kata-kata binatang dalam sumpah serapahnya ! Mari kita berlindung kepada Allah SWT dari perbuatan yang demikian.

Orang yang demikian itu mungkin lupa, belum mengetahui atau pura-pura tidak mengetahui agar berkata lemah lembut dalam kegiatan apapun, bukankah Nabi mengajarkan kelembutan, rendah hati, ramah dan berbagai tingkah laku sopan lainnya ? Kalau kita berlaku kasar, ketika kita mengajak orang pada kebaikan, sepertinya mustahil mereka akan mengikuti apa yang akan kita katakan, iyakan ? Loh gimana mau ikut, kalau yang mengajak sudah penuh kekasaran ?

Namun demikian, kalau kita yang mendapat hinaan, cacian atau sumpah serapah lainnya, kalau mau membalas, iya silahkan saja, namun memaafkan itu lebih baik. Kalau soal dihina, sepertinya kita belum apa-apa, dibandingkan dengan para pembawa risalah ketuhanan, Mereka bukan hanya di sumpah serapah dengan kata-kata kasar, bahkan di “cap” gila, mana ada hinaan, caci maki yang lebih kasar dari “cap” gila ?

Nah, saat menghadapi hinaan, caci maki atau apapun namanya yang bernada kasar, maka diperlukan sikap yang bijak, jangan di lawan. Di lawan, sama “gila”nya. Pada saat itu memang diperlukan penataan hati yang sebaik-baiknya, agar tak mudah marah atau mudah tersinggung, buat apa tersinggung ? Toh hinaan atau caci maki tidak menyebabkan kematian, tidak menyebabkan orang sedang dihina menjadi hina atau tercela, yang terjadi sebaliknya, yaitu justru yang yang sering menghina orang lain dengan kata-katanya yang amat kasar, apa lagi di depan umum atau di hadapan orang banyak, kualitas orang itu sudah sangat-sangat jelas, sangat rendah, sangat hina. Jadi, mengapa takut dihina ? Mengapa tersinggung bila di hina ? Mengapa sakit hati bila di hina ?

Begitu juga , ketika mungkin saja, orang-orang yang dicintai, dikasihi atau di sayangi tiba-tiba meninggalkanmu, pada saat itu di perlukan penataan hati, agar yang terjadi tidak putus asa, tidak membawa kepada hal-hal yang tak di inginkan. Karena sering kali kita temukan, orang dengan mudah saja, menghabisinya hidupnya, hanya disebabkan ‘patah hati” atau “hatinya patah” hatinya luka, berdarah-darah, yang katanya sakitnya bukan main. Pada saat itu benar-benar harus di tata hatinya, dikembalikan pada Sang Pemilik Hati yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT.

Sakit hati karena hinaan atau cacai maki, normal saja, karena manusia memang punya perasaan dan perasaan itu berhubungan dengan hati. Namun agar hati tidak sakit karena hinaan atau sumpah serapah orang lain, ada metode yang menarik yang bisa digunakan, salah satunya adalah : ketika kau dimarahi oleh orang lain, ntah itu atasanmu atau bosmu dalam bekerja, atau temanmu yang tiba-tiba saja marah dan “menyemprot”mu dengan kata-kata kasar atau siapa saja yang marah padamu dengan mengeluarkan kata-kata kasar, senyumlah pada saat itu, perhatikan orang yang sedang marah itu, jadikan “tontonan” yang menarik, niscaya kau akan menemukan “sesuatu” yang memang menarik.

Loh gimana sih, orang marah kok menarik ? Ya, menarik untuk menjadi “tontonan”mu secara gratis dan kaupun tak menjadi sakit hati karenanya, kaupun tak tersinggung karena marahnya, kau mungkin bisa, malah menjadi senang karena marahnya ? Loh kok bisa ? Coba aja deh, bila suatu saat kau di marahi orang, siapapun orangnya, hadapi dengan tenang, nikmati marahnya dan tersenyumlah. Niscaya ada ‘sesuatu” di hatimu pada saat itu, bukan hatimu sakit, malah bahagia, apa lagi bila mengetahui bahwa saat kita di hina, dimarahi, di sakiti oleh orang lain, padahal kita tak menyakiti mereka, maka sudah suatu keuntungan yang luar biasa, tanpa usaha apa-apa, pahala kita bertambah dari orang yang menyakiti kita, menghina kita dan dosa-dosa kita berkurang, karena sudah diambil oleh orang yang sedang menghina atau memarahi kita, enak kan ? Membahagiakan bukan ?

Ada memang atau bahkan banyak, dimana orang ketika dimarahi atau dihina, menimbulkan dendam, apa lagi yang menghina atau yang memarahi adalah orang yang lebih atas darinya, baik usianya, kedudukannya, pekerjaannya, jabatannya dan lainnya sebagainya, dimana dia tak dapat membalasnya, bahkan tertunduk diam, malu, gemeteran, keluar keringat dingin dan lainsebagainya, pokoknya runyam. Nah bagaimana bila terjadi demikian ? Lagi-lagi perlu penataan hati, perlu ketenangan hati, perlu ketajaman mata hati. Yang jelas, jangan patah hati, jangan sakit hati. Katakanlah : Dimarahi bukan akhir perjalanan hidup, di hina, tidak menyebabkan kematian, di hina, tidak menghancurkan kehidupan. Lalu mengapa menjadi sakit hati karenanya ? Lalu mengapa perlu dendam ? Buat apa dendam, bukankah dendam hanya menambah penyakit dalam hati ?

Mengapa perlu ketajaman mata hati ? Hati yang matanya tajam, tak akan mudah tersinggung dengan berbagai hinaan, caci maki, celaan atau “cap” apapun yang bernada buruk. Hati yang tajam adalah hati yang penuh dengan keikhlasan, hati yang penuh dengan nada-nada kasih sayang dan kelembutan pada apa dan siapapun, termasuk pada orang-orang yang menghinanya, mencaci makinya, yang mencelanya. Orang yang penuh keikhlasan dalam hatinya, akan mendoakan orang yang menghinanya agar mendapat taufik dan hidayahNya, agar orang yang tadinya penuh dengan kata-kata kasar, akan berubah 180 derajat menjadi sangat lembut dan sangat santun. Ah, alangkah indahnya bila hidup ini dipenuhi oleh orang yang hatinya lapang, hatinya ikhlas, hatinya lembut, hatinya penuh kedamaian, hatinya penuh maaf, hatinya penuh doa untuk orang lain.

Nah, orang yang sudah punya ketajaman mata hati, tak mudah tersinggung dengan kata-kata kasar orang lain, tak mudah marah ketika orang menyidir dirinya, tak mudah sakit hati ketika orang lain menghinanya, tak mudah dendam ketika dikhianati orang lain, tak mudah marah-marah bila menemukan sesuatu yang tak berkenan di hatinya, tak mudah menyalahkan orang lain ketika sesuatu menimpa dirinya, tak mudah mencari “kambing hitam” atas kesalahnnya sendiri, tak mudah sakit hati bila di tinggal pergi orang yang dicintai, tak menyerah bila sesuatu yang dicita-citakan tak tercapai, tak mudah mengrung diri bila dijauhi, tak mudah melarikan diri bila ujian datang menghampiri, tak mudah putus asa bila harapan tak sesui dengan kenyataan dan seterus. Yang ada di hati dan lisannya adalah tetap pujian untukNya, alhamdulillah, alhamdulillah dan alhamdulillah. Marilah kita menata hati, hatiku, hatimu, hati kita, hati-hati ! Agar hati kita tak punya penyakit hati, agar hati kita tak mudah sakit ketika di sakiti, Insya Allah !

Selasa, 23 November 2010

Ikhlas Itu Indah


Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.

Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.

Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.

Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.

‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).


Bunga Mawar Di Hati Kita

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.

Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula
duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa
duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.

Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”

Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.

=====

Sahabat, kisah tadi memang sudah selesai. Tapi, ada ada satu pesan moral yang bisa kita raih didalamnya. Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Allah lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, ada sebagian dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Merasakan hanya kelemahan yang ada pada dirinya. Merasa hanya menjadi beban bagi orang lain. Banyak dari saudara kita yang hanya melihat sisi buruk, sehingga dalam menjalani kehidupan ini dipenuhi dengan kepesimisan seolah menolak keberadaan mereka sendiri. Saudara kita itu sering kecewa dengan dirinya dan tidak mau menerimanya. Mereka berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari nya. Sehingga menolak untuk “menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah adadan tak pernah memahami potensi yang dimilikinya.

Mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu.

Sahabat, jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu,
kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk
membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan pada mereka akan keberadaan mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.

Semerbak harumn mawar pada hati mereka akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita, dan kembali kita bagikan pada mereka yang merasa tersisih dan tersingkir. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa. Kebahagiaan kita adalah saat kita menemukan mereka, jiwa-jiwa yang tersisih, jiwa-jiwa yang pesimis, tersenyum bahagia, seolah menemukan udara disaat mereka akan kehabisan oksigen.






Senin, 01 November 2010

MY WISHES


Bila ku temukan rasa lain dihati, itu karena rahmat-Mu dan hidayah-Mu.
Tak bisa ku pungkiri, Engkau begitu dekat padaku.
Walau ku tau aku baru belajar merangkak, melangkah dan berjalan,

Engaku sudah mengejarku, berlari mendekat.
Terus terangi, terus bimbing langkahku, terus ajari, terus berikan aku setitik harapan disetiap permohonanku.....

Mentari esok
kan menjadi harapan bagi ku, rembulan kan membimbing aku sujud memohon belas kasih-Mu.

Dan aku berkata "Subhanallah, terimakasih ya Alla, aku masih Kau beri nafas hari ini, menikmati udara pagi sampai diusiaku sekarang, menikmati rahmat dan karunia-Mu yang tiada
tara"

My Wishes