~~@~~
Saat senja mulai menyapa dengan semburat merah jingganya, sang malaikat membentangkan sayapnya dan berkata, “ Kunjunganku hampir usai dan aku harus segera kembali ke dunia cahaya. Aku harus membawa sesuatu sebagai penanda kedatanganku ini.”
Ia melihat suatu taman bunga yang indah. Berbagai macam bunga tumbuh di situ. “Subhanallah, sungguh wangi dan indah bunga ini.” katanya penuh takjub.
Ia petik beberapa mawar beraneka warna. Dirangkainya sedemikian rupa seraya berkata, “ Tak ada yang lebih indah dan wangi daripada bunga mawar ini. Aku akan membawanya.”
Ia kembali terbang dan tanpa sengaja melihat seorang bayi dalam buaian bundanya. Bayi itu tersenyum riang dengan mata yang berbinar indah menatap bundanya.
Sang malaikat pun berkata,” Subhanallah, senyum bayi itu lebih cantik daripada rangkaian bunga ini. Akan kubawa pula senyuman itu.”
Ketika malaikat itu melihat sang bunda, ia sangat tertegun. Terlihat olehnya suatu pancaran kasih yang begitu tulus. Mengalir begitu lembut dalam setiap geraknya, menyelubungi dia dan bayi mungilnya. Malaikat pun kembali berkata, “Subhanallah, ternyata kasih bundalah yang tercantik di bumi ini. Aku akan membawa kasih bunda ini ke dunia cahaya.”
~~@~~
Sang malaikat pun mengepakkan sayap-sayapnya, terbang dengan membawa ketiga hal tersebut ke dunia cahaya. Ketika melewati gerbang cahaya, ia berhenti. Dilihatnya satu-persatu bawaannya. Rangkaian bunga mawar tlah layu. Senyuman bayi yang cantik telah pudar. Sementara kasih bunda masih ada, kecantikan sempurna dalam ketulusan sejati.
Ia membuang rangkaian bunga yang layu dan senyuman yang tlah pudar. Kembali ia kepakkan sayap-sayapnya melewati garbang cahaya. Dihimpunnya malaikat-malaikat dunia cahaya dan berkata, “ Inilah satu-satunya hal di bumi yang akan selalu indah dan abadi, yaitu kasih bunda….”
~~@~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar