TOKYO, KOMPAS.com — Entah apa arti acara pernikahan bagi pasangan pengantin baru Jepang ini. Sebuah robot menikahkan mereka dalam upacara peresmian pernikahan yang diadakan di Tokyo, Minggu (16/5/2010).
Ini untuk pertama kalinya di dunia robot memimpin upacara perkawinan manusia. Hampir semua orang berdiri ketika calon pengantin perempuan berjalan menuju altar dengan gaun putihnya. Namun tidak demikian dengan pemimpin upacara pernikahan itu karena robot tersebut sudah "terpaku" di kursinya.
Robot produksi perusahaan Kokoro Co itu diberi nama I-Fairy. Tingginya 1,5 meter. Robot itu duduk dengan mata berkedip dan rambut plastik dikepang. "Silakan singkap selubung pengantin perempuan," kata I-Fairy dengan suara nyaring. Ia lalu melambaikan tangannya ke udara saat kedua pengantin baru berciuman di depan sekitar 50 tamu.
Kantor berita AP melaporkan, upacara itu dilangsungkan di sebuah restoran di Hibiya Park di pusat Tokyo. Menurut undang-undang di Jepang, upacara itu sah. I-Fairy selama upacara berlangsung dikendalikan seorang programmer.
"Ini menyenangkan. Saya berpikir orang Jepang memiliki perasaan yang kuat bahwa robot merupakan teman-teman mereka. Kebanyakan orang yang bergerak dalam industri robot memahami hal ini. Namun, orang-orang umumnya ingin robot di dekat mereka untuk melayani tujuan-tujuan tertentu," kata pengantin perempuan, Satoko Inoue (36), yang bekerja di pabrik Kokoro Co.
"Akan lebih baik jika robot itu sedikit lebih pintar, tetapi dia sangat baik dalam mengekspresikan dirinya," kata Tomohiro Shibata (42), pengantin pria, yang merupakan profesor robotika di Nara Institute of Science and Technology di Jepang tengah.
Jepang memiliki industri robot paling maju di dunia. Pemerintah negara itu secara aktif mendukung pertumbuhan industri tersebut. Model robot di pabrik-pabrik robot saat ini terbilang standar. Namun, perusahaan-perusahaan Jepang baru-baru ini membuat dorongan untuk menyuntikkan robot ke dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut juru bicara Kokoro Co, Kayako Kido, I-Fairy dijual seharga sekitar 6,3 juta yen (68.000 dollar AS) dan tiga unit sedang digunakan di Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar