Awal aku masuk kuliah selama beberapa hari menjalani penyiksaan yang
begitu pahit oleh senior yang kejam dan jahat. Dengan berkendaraan bus
yang penuh sesak, ku masuki bus itu dengan sedikit hati hati, ku duduk
di sebuah tempat dekat jalan, yang kurasa agar tidak terlalu sulit jika
aku turun nanti, ku duduk dengan manisnya, sambil melihat orang di
sekitarku. Rasanya ada yang aneh dengan gerombolan 6 orang yang duduk
paling belakang itu. Rupanya aku kenal salah satu dari mereka tapi aku
tidak tau namanya, ya.. teman satu jurusanku namun kita sama sekali
tidak bertegur sapa, mungkin karna aku terlalu pendiam, mungkin juga dia
tidak mengenaliku. Namun ada seseorang salah satu dari mereka yang
agaknya terlalu memperhatikanku, dan saat aku melihatnya ke belakang
untuk melihat keadaan, rupanya dia sedang melihatku , tatapan kami
terhenti di salah satu sudut. Karena dia yang terlebih dulu melihatku,
dia pula yang melempar senyum terlebih dulu kepadaku, tanpa canggung aku
pun membalas senyumnya.
Ku
buka kembali Diary lamaku saat aku pertama kali bertemu dengan Kevin.
Rasanya tak pernah terfikirkan olehku akan melewati masa sesulit ini
ketika telah mengenalnya. “hayooo ngelamunin Kevin ya?” tiba-tiba Adel datang ke kamar.
“apaan si lo, sok tau.”
“eh apaan tuh liat dong, lucu gitu bukunya, ada foto kamu sama Kevin lagi.” Sambil merebut buku yang di tangan Widy.
“eh jangan itu Diary gue” balik Widy merebutnya, tapi tak berhasil.
“ah biarin gue pengen tau.”
Akhirnya Widy menyerah membiarkan Adel membaca buku Diarynya itu. Setelah lama Adel membaca halaman pertama buku itu diapun berkata.
“jadi rupanya lo tuh suka pada pandangan pertama nih.”
“eh engga ya, dia dulu yang ngelempar senyum ke gue, terus minta nomer gue ke Raka, temen satu jurusan gue itu yang satu bus sama gue waktu itu. smsin gue, ngajak jalan, sampe deket kaya gini, dan tiba-tiba dia pacaran sama Nuna.” Menceritakannya dengan emosi, lalu Widy mengeluarkan air matanya.
“sabar ya wid, gue rasa Kevin tuh ga bermaksud nyakitin elo, dia kan ga tau kalo Noumi itu kakak lo.”
“dia tuh kakak tiri gue, dan kalo emang seorang kakak dia gak mungkin sejahat ngerebut orang yang gue suka.”
“tapi lo gak pernah bilangkan orang yang lo suka itu Kevin, mana dia tau kalo dia yang lo suka.”
“udahlah Del ga usah bahas dia lagi, mulai sekarang gue benci sama Kevin dan Noumi!”
Noumi, dialah yang sudah menghancurkan semuanya, aku terbiasa memanggilnya Nuna(sebutan kakak perempuan dalam bahasa Korea),dia adalah kakak tiri aku yang kuliah dan tinggal di Korea , dia tinggal disana bersama Paman Lian yang membuka usaha restaurant khas Korea, aku yang tidak suka dengan musim dingin hanya tinggal di Jakarta bersama Papah dan Mamah tiriku. Noumi ternyata teman sewaktu SMA Kevin, yang pernah disukai Kevin dulu tapi kenapa harus Noumi? dia orang yang terdekat denganku, dan kenapa aku harus tau sekarang, ketika aku sudah benar-benar menyayanginya.
Beberapa minggu lalu Kevin pernah menyatakan cinta padaku, tepatya saat aku pulang kuliah, tanpa ragu dia menyatakan kata-kata cinta itu dengan lancar, sampai aku seperti terhipnotis tak sadar melihat tingkah dan deretan kata-kata itu. Namun karna aku bingung dan ragu aku menjanjikannya akan menjawab pada saat malam minggu di Cafe tempat biasa kita makan bersama.
Memang waktu belum mengijinkan kita, pada saat itu banyaknya tugas yang datang mengahampiri membuat aku lupa akan hal itu. Berjam-jam ternyata dia menunggu di Cafe, dan aku memang benar-benar lupa. Seperti penyesalan yang amat mendalam, dia mengira aku tak datang menemuinya karna aku menolak cintanya, beberapa kali aku jelaskan aku lupa untuk datang ke Cafe itu, tapi Kevin hanya menjawab “lupakan saja Wid, anggap saja itu tak pernah terjadi.” dan aku sangat tau Kevin, sesekali ia dikecewakan, dia takan pernah memberikan kesempatan untuk orang yang pernah mengecewakannya. Dan aku menunggu dia menyatakan cinta itu lagi, karna aku takan menyia-nyiakannya untuk kedua kali, karna aku mencintainya. Tapi kemana dia, cinta itu tak pernah keluar dari mulutnya lagi sampai pada akhirnya dia menemukan Noumi, sahabatnya dulu yang pernah disukainya. Sampai pada akhirnya aku memutuskan, untuk merelakan semuanya. Bahwa Kevin kini telah menjadi milik Noumi.
Malam ini sengaja aku duduk ditaman rumah, malam inikan malam ulang tahunku tapi semuanya nampak sepi, Papah Mamah yang sedang berkunjung ke Korea menjenguk Paman Lian yang sedang sakit, tidak kunjung pulang sampai hari esok tiba. Headset yang tertempel ditelinga seperti melekat, aku menikmati alunan musik yang bertema galau, pas sekali dengan apa yang ku rasakan. Tiba-tiba Pemandangan yang tidak menyenangkan, oh Noumi dan Kevin, inikah kado terburuk yang pernah kudapatkan dihari ulangtahun ku besok, kemesraan yang tampaknya mereka pamerkan membuatku iri, harusnya aku yang sedang tertawa mesra bersama Kevin disana. Tak biasa mereka pulang semalam ini tepatnya jam 10 malam, pasti mereka habis makan di Cafe, nonton, semua hal yang mengasikan.
Saat mereka lewat didepanku, akupun sengaja menutup mata, agar tidak menambah beban pikiranku, dan diam-diam saat mataku terpejam, rasanya pipiku sudah basah terbanjiri air mata.
“kenapa malam-malam kamu masih diluar Wid?” tanya Kevin.
Rupanya alunan musik yang terdengar ditelinga Widy, membuatnya tidak mendengarkan ada suara apapun selain lagu lagu yang didengarnya.
“hei widy.” Sapa Kevin sambil menyentuh tangan Widy, agar Widy merasakan bahwa disana ada orang yang mengajaknya berbicara.
Mata Widypun terbuka dan dengan kagetnya, sampai gelas lemon tea didekatknya terjatuh.
“eh, eh Kevin.”
Entah apa yang harus aku lakukan pada saat itu, suara pecahan gelas membuatku makin panik dan aku memunguti pecahan-pecahan gelas itu. Sebenarnya jika situasi sedang normal aku tidak akan melakukan hal itu, aku akan mengusir Kevin jauh-jauh dan menyuruhnya pergi. Dengan tergesa-gesa membereskannya membuat beling pecahan gelas itu, melukai tanganku. Kevin hanya terdiam melihat tingkahku. Dan ketika ia tersadar iapun langsung membantuku, mengeluarkan sapu tangan, dan membalutkannya ke tanganku yang luka.
“kamu tuh kenapa si, ga biasanya banget?” tanya Kevin.
“habisnya kamu tuh dateng tiba-tiba, bukannya tadi kamu bersama Nuna masuk kedalam eh tiba-tiba kamu ada disini.”
“ya gapapa dong sekali-kali akukan pengen sama kamu.”
Kata-katanya membuat aku benar-benar kesal, kamipun duduk berdua diatas ayunan panjang itu. Diam sejenak tanpa ada yang berkata-kata.
“sebaiknya kamu panggil Nuna sanah, dan aku mau istirahat.”
Diam itu saat bersama Kevin itu, membuat kenyamananku terganggu, aku putuskan untuk kembali ke Kamar.
“eh Wid, disini aja. Noumi sedang mandi katanya dan kamu harus menemani aku.”
“kenapa begitu”
“karna akukan tamu, masa tamu dibiarkan sendiri, ayolah yah yah...” mintanya dengan manja.
“engga!” Widy lari menuju rumah, dan Kevinpun mengejarnya
“kenapa kamu jadi seperti ini si Wid? Kamu tidak seperti kamu yang dulu dan aku tidak suka.”
“dan kamu pikir aku suka kamu dekat dengan Nuna, lalu melupakan aku begitu saja?”
“apa wid, jadi kamu tidak suka aku dekat Noumi?”
“eh bukan itu maksud aku.” Widy berusaha mengelak.
“wid sekarang aku tau perasaan kamu, akhirnya kamu menjawab semua rasa penasaran yang aku rasakan selama ini.”
“maksudnya?”
“sebenarnya aku tidak pernah pacaran bersama Noumi, akupun tidak pernahkan bilang kalo aku pacaran sama Naomi bukan, tapi kamu sendiri yang menganggap semua itu.”jelas Kevin.
“ah sudahlah lepaskan, aku tidak mau lagi mendengar semua itu.”
Widypun lari ke dalam rumah, dan berhenti ketika melihat Noumi sedang membuat kue ulang tahun, ah pasti itu buat Kevin, hari ini kan dia juga ulang tahun. Pasti mereka bakalan ngerayain bareng diatas penderitaan gue.
Kevinpun ikut lari ke dalam rumah.
“Widy, kenapa kamu masuk ke dalam, harusnya kamukan menemani Kevin diluar.”
“ah urusi saja pacarmu itu sendiri.”
Ketika Widy mencoba berlari lagi menuju kamar, langkahnya terhenti karna salah satu tangganya berhasil dipegang erat oleh Kevin.
“jangan pergi lagi Widy.”
Sontak Widypun kaget dan mencoba melepaskan pegangan itu, saat berhasil terlepas widypun berkata.
“apa si maunya kalian itu, aku hanya ingin tenang silahkan kalian bercinta sesuka kalian tapi jangan ganggu aku lagi.”
“Widy apa maksud kamu?”
“Nuna pacaran sama Kevinkan, dan Nuna tau dia itu orang yang sering Widy ceritakan kepada Nuna saat kita sedang curhat bersama melalui e-mail.”
Noumi hanya tersenyum lalu mengatkan “Happy Birthday Widy.”
Nuna sambil berteriak, aku bingung seperti konyol sekali, itukan kue untuk merayakan hari ulang tahun Kevin.
“Widy maafkan aku, ini semua rencana aku, aku ingin tau sekali lagi perasaan kamu, dan aku rasa ini satu-satunya cara agar aku tau perasaan kamu, kamu cemburukan wid aku bersama Noumi, dan itu artinya kamu juga suka kan sama aku?”
Widy seolah tak percaya akan hal itu, air matanya mengalir ke lekuk pipinya.
“aku cinta sama kamu widy, sekali lagi aku ungkapkan itu, dan aku mau kamu menjawabnya sekarang, apapun jawaban kamu aku siap, tak perlu menunggu lain waktu, maukah jadi pacar aku?”
Tanpa berkata Widy langsung memeluk Kevin.
“jangan lakukan ini lagi, aku juga cinta kamu dan kamu harus tau itu.”
Pelukan yang berlinang air mata, mengakhiri sebuah kebahagiaan.
“Nuna maafkan aku yang selama ini sudah membenci Nuna.”
“tidak apa-apa, memang harusnya begitu kalo memang Nuna melakukan itu.”
Malam itu malam yang indah, aku merayakan ulang tahunku bersama Kekasihku dan Nuna, orang yang sangat aku sayang.
-selesai-
Arsip : Cerpen cinta